Bank Data
Situs Kotakapur
Kategori | Kotakapur |
Tahun Data | 2015 |
Sumber Data | DISPARBUDKEPORA KEP. BABEL |
Keterangan | Kota Kapur secara administratif termasuk wilayah Desa Kota Kapur, Kecamatan Mendo Barat, Kabupaten Bangka, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Letaknya sekitar 80 Km dari ibukota Kabupaten Bangka, Sungailiat atau hanya 30 Km dari Pangkalpinang. Secara geografis Kota Kapur merupakan dataran pantai yang berhadapan langsung dengan Selat Bangka. Kota Kapur ditandai oleh “landmark alam berupa Bukit Besar” setinggi sekitar 125 meter d.p.l. yang terlihat dari Selat Bangka. Bukit tersebut terlihat seolah-olah menyembul di atas rimbunan pohon bakau di pantai. Dengan penanda Bukit Besar pelayar dapat memasuki Situs Kota Kapur setelah melewati tiga gugusan pulau kecil, yakni Pulau Kecil, Pulau Hantu, dan Pulau Medang. Di antara pulau tersebut terdapat Kuala Mendo yang merupakan muara Sungai Mendo yang berhulu di pedalaman dan alirannya melewati Situs Kota Kapur. Situs Kota Kapur sendiri sebenarnya juga merupakan bukit kecil, pada sisi timur merupakan dataran rendah yang menjadi pusat permukiman Desa Kota Kapur, sedangkan pada sisi selatan, utara, timur merupakan dataran berawa. Di dalam dataran berawa ini membentang dari timurlaut menuju barat mengalir Sungai Mendo dan berakhir di Selat Bangka. Pada dataran bukit kecil menyerupai semenanjung seluas ± 154 Ha yang dikelilingi oleh benteng tanah dan Sungai Mendo, inilah terdapat tinggalan budaya masa lalu. Situs Kota Kapur merupakan area penting dalam kaitannya dengan eksistensi Kerajaan Sriwijaya karena di lokasi itu ditemukan sebuah prasasti batu berisi persumpahan yang dikeluarkan oleh Sriwijaya. Prasasti tersebut kemudian dikenal dengan Prasasti Kota Kapur yang ditulis pada tahun 686 Masehi. Berdasarkan prasasti tersebut tampaknya Pulau Bangka telah memiliki sejarah yang cukup panjang, setidaknya sejak abad ke-7 Masehi. Berbagai tinggalan budaya masa lampau banyak ditemukan di daerah itu. Nama Bangka sendiri disebut-sebut juga dalam berbagai catatan asing, misalnya catatan Cina, Protugis, dan Belanda (Bambang Budi Utomo, 1992). Situs Kota Kapur sebagai tempat yang memiliki sejarah yang panjang, telah banyak ditemukan tinggalan budayanya, baik yang berupa bangunan suci, arca, benteng tanah, benda emas, dan keramik. Tentu saja tinggalan dari sebuah peradaban tersebut perlu dilestarikan dan dimanfaatkan lebih lanjut, terutama sekali dalam hubungannya dengan dunia kepariwisataan. Melalui kepariwisataan, keberadaan Situs Kota Kapur akan memberi manfaat baik di bidang ilmu pengetahuan, kebudayaan, sosial, dan ekonomi dan pada gilirannya akan dapat memberikan kesejahteraan terutama kepada masyarakat setempat. Dari data arkeologi menunjukkan bahwa Situs Kotakapur adalah Situs binaan permukiman masa lalu yang dilandasi konsep mitologi Hindu-Buddha dalam wadah makrokosmos dan mikrokosmos. Situs binaan tersebut mencakup :
Situs laut mencakup garis pantai Kotakapur beserta pulau yang ada dan Sungai Mendo yang bermuara ke pantai tersebut, sedangkan lingkungan hidupnya berupa hutan tanah basah dan kehidupan pantai beserta ekosistem yang ada di dalamnya.
Daratan yang dimaksud di sini merupakan ruang permukiman kuno yang di dalamnya terdapat sisa aktivitas budaya seluas 154,045 hektar. Lokasi pemukiman kuno ini dibatasi benteng buatan dari tanah dan batas-batas alam yang jelas serta satu kesatuan dengan ruang permukiman tersebut. Di dalam benteng tanah ini merupakan sisa pemukiman kuno beserta benda-benda fisik tinggalan masa lalu, antara lain bangunan candi, lokasi penemuan artefak seperti prasasti, arca, sisa-sisa perahu kuno, keramik, dan artefak lain. Dalam perkembangan temuan terakhir, daratan yang dimungkinkan adanya permukiman kuno dan terdapat sisa aktivitas budaya meluas ke sebelah timur daratan utama dan dipisahkan rawa dan bekas tambang timah sejauh 1 km, yakni wilayah Jangkar. Pada tahun 2015 ditemukan Prasasti Kotakapur II yang diperkirakan berasal dari abad X, temuan pecahan gerabah dan perhiasan oleh penduduk setempat saat mengolah lahan pertaniannya di wilayah Jangkar Desa Kotakapur.
Gunung atau dalam bentuk representasi meru ini adalah Bukit Besar yang ada di Desa Kotakapur yang letaknya satu sumbu dengan Sungai Mendo dan Benteng Kotakapur. Termasuk dalam Bukit Besar ini adalah lingkungan hidup dan ekosistemnya, sumber-sumber air yang sampai saat ini masih dipergunakan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. |
Tags | |
Dokumen | |