Berita

Muhamad Samsul Maarif Menjadi Delegasi Babel Untuk Pertukaran Pemuda Antar Negara ke Negeri Kangguru

Pangkalpinang - Dinas Pariwisata, Kebudayaan dan Kepemudaan Olahraga  (Disparbudkepora) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mengirim perwakilan, untuk mengikuti Program Pertukaran Pemuda Antar Negara (PPAN) Tahun 2023.

Muhamad Samsul Maarif, pemuda berusia 24 tahun asal Belitung yang mewakili Provinsi Babel sebagai Pertukaran Pemuda Indonesia Australia (PPIA)/Australia Indonesia Youth Exchange Program (AIYEP) Tahun 2023/2024 yang akan berlangsung di Indonesia dan Australia.

Dihubungi melalui pesan Whatsapp, Samsul pun berbagi kisah mengenai pembekalan yang diterima dirinya dalam program pertukaran pemuda ini. Dikatakannya, ada beberapa tahapan dalam program, yaitu : pre-departure (sebelum keberangkatan), departure (keberangkatan), dan masa berlangsungnya program.

Tahapan-tahapan ini harus dilalui oleh semua delegasi. Di mana Pembekalan pada saat pre-departure adalah terkait minat dan bakat. Untuk mengasah bidang tersebut adalah bidang seni dan budaya. 

“Beberapa waktu lalu kami (seluruh delegasi) mendapatkan pelatihan tarian Saman. Kemudian kami juga menampilkan tarian dan lagu medley Nusantara. Jadi kami melatih hal tersebut sebelum kami berangkat ke Jakarta dan Australia. Selain itu kami mendapatkan pembekalan wawasan kebangsaan dan juga pembekalan dari Kedutaan Australia,” ujar Samsul.

Dirinya pun melanjutkan, bahwa ketika sudah sampai di Australia, para delegasi melakukan GCC (Global Competence Certificate). Di mana GCC dilakukan secara online yang berisi kurikulum atau modul-modul yang berhubungan dengan study intercultural (pertukaran budaya).

“Jadi kami harus mengetahui tentang budaya Australia. Gunanya agar kita tidak mudah menghakimi kebiasaan yang dihadapi ketika berhadapan dengan orang asing. Sehingga akan mempermudah kita untuk berinteraksi ketika berada di Austalia. Pembekalan ini didapatkan selama sebulan sebelum keberangkatan,” lanjutnya.

Tidak hanya belajar tentang kebiasaan warga lokal disana, para delegasi juga belajar mengenai sistem transportasi, peletakan dan perencanaan pembangunan di Australia, mengatur manajemen konflik dan problem solving (pemecahan masalah).

Samsul juga bercerita mengenai tantangan yang dihadapinya dalam program ini. Bagaimana dirinya harus bisa lebih bijak menghadapi kebiasan orang lain. Ini merupakan hal yang fundamental, karena menurutnya tidak semua orang memahami budaya di Australia. 

“Disini saya belajar menjadi orang yang lebih terbuka. Apabila menginginkan sesuatu harus langsung dibicarakan apa maunya tanpa basa basi,” terang Samsul.

Dirinya juga menjelaskan, bahwa selama tinggal di Australia para delegasi akan tinggal bersama orang tua asuh. Para delegasi juga melakukan magang dari senin hingga jumat ditempat-tempat yang sudah di fasilitasi oleh Value Learning, yang merupakan salah satu organisasi yang setara dengan Kemenpora di Australia.

“Saya ditempatkan di ANU (Australian National University), Strategy and Feature Student. Sebuah divisi yang berfokus pada marketing dan promosi untuk teman-teman siswa agar tertarik untuk bergabung dan berkuliah di ANU. Ini menjadi tempat magang saya hingga satu bulan kedepan,” jelasnya.

Saat magang tersebut, tantangan yang dihadapi oleh Samsul adalah beradaptasi dengan budaya kerja yang sangat berbeda dengan yang dialami  saat masih di Indonesia.

“Tempat magang ini menjadi tantangan bagi saya, mengingat saya harus beradaptasi dengan teman-teman dipekerjaan yang budaya kerja nya berbeda dengan yang saya hadapi di Indonesia, seperti lebih ketat mengenai manajemen waktu, dan juga efektifitas dalam menyelesaikan masalah,” kata Samsul.

Lebih jauh, dirinya pun berpesan bagi para pemuda Babel yang berniat untuk mengikuti exchange program agar bisa memberikan manfaat kembali untuk daerah (feedback), sehingga dapat memberikan nilai dan juga inspirasi bagi generasi selanjutnya. 

“Tolong luruskan niat kalian untuk bisa memberikan bentuk kebermanfaatan atau bagaimana berbagi kepada adik-adik generasi selanjutnya. Karena setelah selesai program ini, diharapkan akan ada keberlanjutan (sustainable). Sehingga program ini tidak hanya bermanfaat hanya untuk diri sendiri namun juga untuk lingkungan sekitar. Ikuti program ini secara totalitas, sehingga apa yang dilakukan sesuai dengan ekspektasi.” Tutupnya.

Sumber: 
Disparbudkepora
Penulis: 
Khalimo
Fotografer: 
Khalimo
Editor: 
Yanti
Bidang Informasi: 
Kepemudaan