BAHASA INDONESIA - ENGLISH
Pangkalpinang – Lembaga Sensor Film RI (LSF) bekerjasama dengan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) melauli Dinas Pariwisata Kebudyaan dan Kepemudaan Olahraga (Disparbudkepora) menggelar Sosialisasi Gerakan Nasional Budaya Sensor Mandiri dengan tema “Memajukan Budaya Menonton Sesuai Usia” yang dilaksanakan di Swiss-Bell Hotel Pangkalpinang, Rabu (02/10/2024).
Kegiatan tersebut dibuka resmi oleh Wakil Ketua LSF RI Noorca M Massardi dan dihadiri Sekretaris Disparbudkepora Babel Herwanita, Kabid Kebudayaan Agus Setio Rini, Sub Koordinator Budaya dan Kesenian Tradisonal Pupung P Damayanti.
Dalam kesempatan itu Herwanita dalam sambutannya mengatakan penyensoran film merupakan amanat dari undang-undang nomor 33 tahun 2009 tentang perfilman, dimana setiap film yang akan diedarkan dan pertunjukkan wajib mendapatkan surat tanda lulus sensor dari LSF.
“Kebijakan filtrasi, penilaian dan penelitian terhadap konten perfilman sebelum diedarkan dan dipertunjukan merupakan bagian dari upaya untuk melindungi masyarakat dan mewujudkan hak masyarakat untuk mendapatkan konten perfilman yang bermutu dan berkualitas.” kata Herwanita.
Selain itu dirinya mengatakan film akan memberikan dampak negatif, bila ditonton tidak sesuai dengan klasifikasi usia, karena film yang diperuntukan bagi orang dewasa tidak akan cocok bila tonton oleh anak-anak.
“Film yang mengandung pornografi, kekerasan, perjudian, pelecehan, perendahan terhadap harkat dan martabat serta penodaan terhadap agama dan kemanusiaan, tentu akan memberikan dampak buruk bila tidak ada proses penyensoran.” ungkapnya.
Lebih lanjut Ia menjelaskan Gerakan Nasional Budaya Sensor Mandiri telah dicanangkan oleh LSF sejak tahun 2021 yang bertujuan untuk memberikan penguatan literasi kepada masyarakat agar lebih bijak dalam memilah dan memilih kepedulian dan kesadaran untuk menonton film sesuai klasifikasi usia.
“Ketika film dapat ditonton sesuai dengan klasifikasi usia maka menonton film selalu menjadi hal yang menyenangkan. karena ketika menonton film, para penontonnya selalu dimanjakan dengan cerita-cerita yang menarik, indahnya romansa cinta, komedi yang lucu nan menghibur, hingga aksi-aksi yang menegangkan.” tutup Herwanita.
Kegiatan Sosialisasi Gerakan Nasional Budaya Sensor Mandiri ini menhadirkan narasumber dari Ketua Subkomisi Desa Sensor Mandiri dan Komunitas LSF RI Hairus Salim dan Budayawan Babel Yan Megawandi serta diikuti oleh peserta dari OPD di Lingkungan Pemprov Babel, tokoh agama, tokoh adat, budayawan, insan perfilman, dosen, mahasiswa, guru, pelajar, organisasi wanita, pemuda, duta budaya serta wartawan. (rz)