Bank Data

Kerangkeng Kawat di Pesanggrahan Menumbing

Kategori
Pengasingan Bangka
Tahun Data
1960-an?
Sumber Data
DISPARBUDKEPORA KEP. BABEL
Keterangan

Hari pertama tahun 1949 jatuh pada hari Sabtu.  Usaha perbaikan tempat pengasingan telah selesai dengan penambahan ruangan sebesar 4,4 x 10,4 meter yang berfungsi untuk ruang duduk dan ruang makan. Ruangan tambahan ini berada tengah bangunan yang luas, namun dipisahkan kawat harmonika gaas.  Motor pembangkit listrik sudah beroperasi, lampu listrik menyala terus di dekat kamar tidur dan selalu diawasi penjaga. Kebutuhan makanan disiapkan oleh salah satu istri tentara dan sesuai selera para tokoh Republik. Setiap seminggu sekali mendapat kunjungan dokter BTW untuk pemeriksaan kesehatan. Rabu, 5 Januari mulai diperbolehkan mendengarkan radio secara bergiliran di ruangan lain. Pada hari Senin, 10 Januari, Pesanggrahan Menumbing kedatangan pejabat tinggi Belanda, yakni Dr. Brouwer, Komisaris Mahkota untuk Sumatra Timur dan Dr. C. Lion Cachet Residen Bangka Belitung. Sambil membawa beberapa buku dari perpustakaan yang ada  di Pangkalpinang, mereka mengunjungi dan berbicara dengan para pemimpin yang dikurung di salah satu ruangan Pesanggrahan Menumbing. Dr. Brouwer menyampaikan keputusan Dr L.J.M. Beel, Perwakilan Tinggi Mahkota Belanda di Hindia Belanda bahwa pemerintah Belanda tidak lagi mengakui Republik Indonesia sebagai negara, wilayah dan pemerintahannya. Pemerintah Belanda akan membentuk pemerintahan federal sementara Negara Indonesia Serikat yang bertugas melakukan persiapan pemilihan umum. Ini sesuai pernyataan Ratu Juliana. Drs. Muhammad  Hatta dan pemimpin lainnya akan diberi kebebasan bergerak di seluruh pulau Bangka dan mendatangkan kerabat/keluarga bergabung di Bangka jika mau menandatangani surat perjanjian yang berisi menjauhkan diri dari kegiatan politik. Permintaan ini ditolak mentah-mentah oleh Drs. Muhammad  Hatta dan para pemimpin lainnya. Selasa, 11 Januari 1949 mereka diberi izin menulis surat yang ditujukan ke keluarga. 

Kamis, 12-13 Januari ruangan diperluas dengan membongkar kawat harmonika gaas yang dipasang pada tanggal 1 Januari 1949. Dua tentara bersenjata lengkap  selalu berjaga-jaga; 1 berada di dalam rumah dan 1 berjaga di luar rumah. Di bawah pohon  di depan rumah dipasang lampu yang sinarnya menembus ke dalam kamar tidur sehingga membuat tidur tidak nyenyak. Jika cuaca cerah para pemimpin Republik  diperbolehkan naik ke atap sehari sekali dan dikawal 2 tentara bersenjata.  Jum’at 14 Januari datang lagi perabotan baru yakni satu set kursi, 1 meja dengan kursi serambi, 2 meja, 2 kursi, 1 kursi geladak dan 2 lemari pakaian. Nampaknya, perluasan ruangan dan penambahan perabotan ini sebagai persiapan menerima kunjungan KTN pada tanggal 15 Januari 1949.

 


[1] Berita ini muncul di berbagai koran berbahasa Belanda sejak tanggal 17 Januari 1949 dan  laporan  lengkap dimuat oleh Het nieuwsblad voor Sumatra edisi 1 Februari 1949

Tags
Pengasingan Bangka | Pengasingan Sukarno | Pengasingan Hatta | Pengasingan Pemimpin Republik Indonesia
Dokumen