Artikel

Alur Sejarah Pengasingan Para Pemimpin Republik Indonesia 22 Desember 1948 – 6 Juli 1949

 

Rabu, 22 Desember 1948

Para pemimpin Republik Indonesia diterbangkan menuju tempat pengasingan yakni Bangka dan Brastagi. 

Drs. Moh. Hatta (Wakil Presiden), Mr. A. Gafar Pringgodigdo (Sekretaris Negara), Mr. Ass’aat (Ketua KNPI), dan Commodor Suryadarma tiba di Pesanggrahan Menumbing Mentok Bangka

Soekarno (Presiden), Sjahrir (Bekas Perdana Menteri) dan Haji Agus Salim (Menteri Luar Negeri) tiba di Brastagi Sumatra Utara

24 Desember 1948

Dewan Keamanan PBB (Security Council) mengeluarkan Resolusi 63

27 Desember 1948

Pemasangan kawat untuk ruang tahanan seluas 36 m² dengan 6 tidur, 2 meja dan 2 kursi di Pesanggrahan Menumbing

28 Desember 1948

Dewan Keamanan PBB (Security Council) mengeluarkan Resolusi 64

Dewan Keamanan PBB (Security Council) mengeluarkan Resolusi 65

31 Desember 1948

Mr. Ali Sastroamidjoyo dan Mr. Moh Roem tiba di Pesanggrahan Menumbing Mentok Bangka

Senin, 10 Januari 1949

Pejabat Belanda Mr Brouwer menemui dan menyodorkan perjanjian untuk tidak berpolitik.  Namun ditolak para Pemimpin Republik.

Rabu, 12 Januari 1949

Pembukaan kawat menjadi lebih luas menlingkupi ruangan 19 x 16 meter, jendela ditutupi kawat dan bisa mengakses ke atap bangunan Pesanggrahan Menumbing

Sabtu, 15 Januari 1949

Delegasi Komite Jasa-jasa Baik PBB (the United Nations Good Offices Committe) yakni Critchley (Australia) dan Herremans (Belgia) mengunjungi pemimpin Republik Indonesia di Pesanggrahan Menumbing Mentok

Senin, 17 Januari 1949

Penasihat Umum Kehakiman Mr. Gieben dan Kepala Staf Umum Kolonel Thomson, berangkat ke Bangka untuk memberikan kebebasan bergerak para pemimpin Republik Indonesia .

Selasa, 18 Januari 1949

Penasihat Umum Kehakiman Mr. Gieben dan Kepala Staf Umum Kolonel Thomson, kembali  ke Batavia  pada hari Selasa Malam

Sjahrir diundang Dr. Dress dari Prapat ke Batavia untuk pertemuan komunikasi dengan pihak Republik

Rabu, 19 Januari 1949

Pertemuan warga Bangka dengan Muhamad Hatta, Mr. A. Gafar Pringgodigdo dan Ketua Dewan Bangka Masyarif Datok Bendaharo Lelo di Pangkalpinang. Selain itu telah disiapkan 1 rumah BTW dan 1 mobil  untuk para pemimpin Republik Indonesia.

Kamis, 20 Januari 1949

Koran De locomotief, Het nieuwsblad voor Sumatra dan Overijsselsch dagblad melaporkan para Pemimpin Republik Indonesia yang ditahan di Mentok Bangka telah mendapatkan kebebasan bergerak dan fasilitas yang memadai.

Konferensi Asia di New Delhi dimulai dan diikuti 18 negara Asia, 1 negara afrika (Ethiopia) dan 2 negara Pasifik (Australia dan New Zealand).

Minggu, 23 Januari 1949

Anggota Delegasi Republik (Supomo, Soedjono dan Darmasetiawan) dan pemimpin federal (Djumhana dan Ateng ) berangkat dari Medan ke Bangka  untuk mengadakan pembicaraan dengan para pemimpin Republik. 

Selasa, 25 Januari 1949

Sjahrir dan Leimena berangkat ke Bangka dan bertemu Hatta di Bandara Pangkalpinang.

Konferensi Asia di New Delhi mengeluarkan Resolusi mendukung Republik Indonesia

28 Januari 1949

Dewan Keamanan PBB (Security Council) mengeluarkan Resolusi 67

Kamis, 3 Februari 1949

Anggota Delegasi Republik (Supomo, Soedjono dan Darmasetiawan) berangkat ke Bangka menemui M. Hatta untuk membahas Resolusi Dewan Keamanan di Pangkalpinang dan kembali ke Batavia Kamis sore

Sabtu, 5 Februari 1949

Soekarno dan Haji Agus Salim tiba di Bangka

Minggu, 6 Februari 1949

Perwakilan  BFO  (Ide Anak Agung Gde Agung, Dr. Ateng, Mr. Jahja) dan Dr Darmasetiawan berangkat ke Bangka.

Senin, 7 Februari 1949

Perwakilan  BFO  Ide Anak Agung Gde Agung dan Dr. Ateng  mengunjungi Soekarno di Mentok Bangka

Selasa, 8 Februari 1949

Perwakilan  BFO  (Ide Anak Agung Gde Agung, Dr. Ateng, Mr. Jahja) dan Dr Darmasetiawan kembali ke Batavia setelah mengunjungi Bangka.

Sabtu, 12 Februari 1949

Delegasi  UNCI (United Nations Commisions for Indonesia)  Critchley (Australia) dan Herremans (Belgia) mengunjungi pemimpin Republik Indonesia di Bangka

Kamis, 17 Februari 1949

Delegasi  UNCI (United Nations Commisions for Indonesia) yakni Critchley (Australia), Herremans (Belgia) dan Merle Cochran (Amerika Serikat) mengunjungi pemimpin Republik Indonesia di Bangka

Senin, 21 Februari 1949

Soekarno menyatakan rakyat Bangka sangat mendukung Republik Indonesia.

Sabtu, 26 Februari 1949

Wakil Tinggi Mahkota Belanda di Indonesia Dr. L.J.M. Beel mengutus penasehatnya Mr. Gieben menemui Soekarno di Mentok untuk menyampaikan undangan perundingan KMB

Senin, 28 Februari 1949

Wakil Tinggi Mahkota Belanda di Indonesia Dr. L.J.M. Beel mengutus Direktur Kabinetnya Dr. J.P. Koets menemui Soekarno di Mentok untuk menyampaikan penjelasan undangan perundingan KMB

Selasa, 1 Maret 1949

Delegasi Republik Indonesia (Supomo, Soedjono, Darmasetiawan, Leimana dan Mr. A. Gafar Pringgodigdo)  berangkat ke Bangka

Soekarno dan Haji Agus Salim berfoto bersama masyarakat Bangka, Soekarno duduk di kap mobil BN 2 bersama anak laki-laki dan menyaksikan barisan anak-anak kecil di tepi jalan. 

Rabu, 2 Maret 1949

Rombongan BFO (Sultan Hamid II, Anak Agung Gde Agung, Djumhana Wijiaatmadja, Kaliamsjah, Ateng dan Abdul Rivai ) berangkat ke Bangka

2-3 Maret 1949

BFO dan pemimpin Republik Indonesia mengadakan pertemuan  di Mentok Bangka

Kamis, 3 Maret 1949

Rombongan BFO dan Delegasi Republik Indonesia kembali ke Batavia.

Sabtu, 5 Maret 1949

Sukarno membalas surat undangan Dr. Beel melalui Residen Bangka bahwa tidak akan menghadiri Konferensi Meja Bundar pada tanggal 12 Maret 1949 di Den Haag jika Pemerintahan Republik Indonesia di Jogjakarta belum dipulihkan. 

Kamis, 10 Maret 1949

Delegasi  UNCI (United Nations Commisions for Indonesia) yakni Critchley (Australia), Herremans (Belgia) dan Merle H. Cochran (Amerika Serikat) mengunjungi pemimpin Republik Indonesia di Bangka. Turut serta delegasi Republik Indonesia antara lain Moh Natsir, Dr. Leimena dan Mr. A. Gafar Pringgodigdo. Pertemuan berlangsung di Pangkalpinang. Hanya saja Mr. A. Gafar Pringgodigdo tidak kembali ke Batavia.

Jum’at, 11 Maret 1949

Rombongan BFO berangkat ke Bangka

Kamis, 24 Maret 1949

Anggota Delegasi  UNCI (United Nations Commisions for Indonesia) Merle H. Coehran (Amerika Serikat) didampingi William Lacy, wakil kepala Departemen Timur Jauh Departemen Luar Negeri AS mengunjungi Bangka.

Senin, 28 Maret 1949

Delegasi  UNCI (United Nations Commisions for Indonesia) yakni Critchley (Australia), Herremans (Belgia) dan Merle H. Cochran (Amerika Serikat) mengunjungi pemimpin Republik Indonesia di Bangka. Turut serta delegasi Republik Indonesia antara lain Moh Natsir, Dr. Leimena, Mr. Asmaun dan Suwarto, Wakil Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia.

Rabu, 30 Maret 1949

Menteri Republik Indonesia yang berada di Jogja (Laoh, Djoeanda, Koesman dan penasihat delegasi republik Halim) berangkat menuju Bangka.

Sabtu, 2 April 1949

Menghadiri pernikahan Yusuf Rasidi dan Soleha

Senin, 11 April 1949

H. Merle Cochran tiba di Lapangan Kemayoran Batavia dari Bangka disambut Sri Sultan Hamengkubuwono IX, Ir Juanda dan Mr. J. Latuharhary

Selasa, 12 April 1949

Mohammad Roem dan Mr. Ali Sastroamidjoyo datang ke Batavia sebagai delegasi perundingan Republik Indonesia dan disambut H. Merle Cochran di Bandara Kemayoran.

Kamis, 14 April 1949

Moh. Roem dan Dr. Van Royen melakukan perundingan di Hotel Des Indes, Batavia. Delegasi Republik Indonesia antara lain Ir. Djuanda, Prof. Supomo,  Mr. Ali Sastroamidjojo, Dr. J. Leimena dan Mr.Latuharhary. Delegasi UNCI terdiri R. Herremans (Belgia), H. Merle Cochran (USA), Thomas Kingston Critchley (Australia).

Sabtu, 16 April 1949

Diplomat Kedutaan Besar Republik Indonesia di Amerika Serikat Dr. Soedarpo Sastrosatomo mengunjungi Bangka untuk memberitahu perkembangan dari Lake Succes. Didampingi  M. Rum, Mr. Ali Sastroamidjoyo dan Djuanda. Kembali ke Batavia pada hari Senin, 18 April 1949

Selasa, 19 April 1949

Sidang Dewan Bangka memutuskan bergabung dalam BFO dan mendukung perundingan Belanda – Indonesia.

Kamis, 21 April 1949

Rombongan BFO berangkat ke Bangka, yakni Menteri RI Timur Tatengkeng,  Jahja dari Kantor Indonesia Timur di Batavia, Menteri Makmun dari Pasoendan,  Sujoso, Dr. Suparno dari Madoera, perwakilan dari Kalimantan dan Djawa Timur.

Sabtu, 23 April 1949

Rombongan BFO kembali ke Batavia setelah mengunjungi dan melakukan pertemuan dengan Pemimpin Republik Indonesia.

Minggu, 24 April 1949

Delegasi Republik Indonesia kembali ke Bangka dan mengadakan pertemuan dengan Soekarno dan Hatta di Pangkalpinang.

Mohammad Hatta berangkat ke Jakarta memenuhi undangan Merle Cochran

Senin, 25 April 1949

Kunjungan Sukarno ke Belinyu dan menyempatkan singgah di Masjid Jami’ Kotapanji Kampung Tengah

Jum’at, 29 April 1949

Mohammad Hatta kembali ke Bangka bersama Sultan Hamengkubuwono IX yang merupakan kunjungan pertama Sultan Jogja ke Bangka. Diantar ke Bandara Kemayoran oleh H. Merle Cochran dan Mr. Moh. Roem.

Minggu, 1 Mei 1949

Delegasi Republik Indonesia ke Bangka untuk konsultasi ke Soekarno dan Hatta. Delegasi yang ikut antara lain M. Roem, Ir Djoeanda, Dr Leimena, Soedarpo dari kantor republik di New York dan Mr Soedjarno, mantan kepala departemen publisitas Departemen Penerangan

Senin, 2 Mei 1949

Sultan Hamengkubuwono IX kembali ke Batavia setelah kunjungan selama 3 hari di Bangka. Turut serta dalam 1 pesawat rombongan delegasi perundingan Republik Indonesia.

Jum’at, 6 Mei 1949

Mohammad Rum, Leimena, Supomo, Ali Sastroamidjojo, Djuanda, Latuharhary dan AG. Pringgodigo melaporkan draf akhir perundingan antara Republik Indonesia dengan perwakilan Belanda, Dr. H.J. Van Roijen kepada Sukarno di Bangka. Mereka berangkat Jum’at pagi dan kembali Jum’at sore.

11 Mei 1949

Delegasi Berat tiba di Bandara Kemayoran dari Bangka. Salah satunya Ali Sastroamidjojo.

28 Mei 1949

Ketua Bangka Raad Masyarif Datuk Bendaharo Lelo wafat

Selasa, 31 Mei 1949

Bapak Tadjoeddin Noor selaku ketua Panitia Penyambutan Pemerintah Republik Indonesia di Jogjakarta berangkat ke Bangka untuk menghadap Soekarno membahas persiapan penyambutan kembalinya Pemerintah Republik Indonesia ke Jogjakarta.

Minggu, 5 Juni 1949

Moh Roem  menuju Bangka dan melakukan pertemuan dengan Moh Hatta sebelum berangkat ke Aceh. Moh Roem menginap di Bangka.

Perdana Menteri Republik Drs. Moh. Hatta didampingi Ketua Fraksi Masjumi, Dr. Sukiman, Menteri Penerangan Moh. Natsir, Menteri Pendidikan Mr Ali Sastroamidjojo, Sekretaris Negara Mr Pringgodigo, Dr Halim, Mr Nazir Sutan Pamuntjak dan Baharuddin meninggalkan Bangka ke Kotaraja Aceh.

Senin, 6 Juni 1949

Soekarno mendapat telegram dari Sultan Hamengkubuwono IX yang berisi ucapan ulang tahun ke-47 dan rakyat Jogja menanti kehadiran Soekarno.

Moh Roem kembali ke Batavia setelah berkunjung di Bangka

Sabtu, 11 Juni 1949

Moh Hatta kembali ke Bangka setelah kunjungan ke Aceh. Sementara Ketua Fraksi Masjumi, Dr. Sukiman, dan  Menteri Pendidikan Mr Ali Sastroamidjojo meneruskan penerbangan ke Batavia.

Minggu, 12 Juni 1949

Moh Roem dan Sultan Hamengkubowono IX menuju Bangka pada pagi hari dan kembali ke Batavia pada Minggu Malam. Menteri Penerangan Moh. Natsir, Sekretaris Negara Mr Pringgodigo, Dr Halim, Mr Nazir Sutan Pamuntjak dan Baharuddin turut dalam penerbangan ke Batavia.

Kamis, 16 Juni 1949

Moh Roem  dan anggota delegasi Republik menuju Bangka

Jum’at, 17 Juni 1949

Delegasi yang terdiri dari wali negara Sumatera Timur, Sumatera Selatan, Madura, Jawa Timur, Kepala Kalimantan Barat, dan Perdana Menteri Indonesia Timur dan Pasoendan  mengunjungi para pemimpin Republik di Bangka. Sorenya kembali ke Batavia bersama delegasi RI.

Senin, 20 Juni 1949

Moh Roem  dan anggota delegasi Republik menuju Bangka untuk persiapan kembalinya pemerintahan RI ke Jogja. Kembali ke Batavia pada sore hari.

Selasa, 21 Juni 1949

Rombongan wartawan dari Amerika menuju Bangka untuk bertemu dengan Soekarno di Mentok Bangka. Rombongan terdiri 15 wartawan Amerika, 4 wartawan Belanda dan dibagi dalam 2 pesawat.

Rabu, 22 Juni 1949

Setelah mengunjungi lokasi tambang timah di Bangka, rombongan wartawan Amerika berangkat menuju Semarang.

 

 

Jum’at, 1 Juli 1949

Moh. Rum, Ali Sastroamidjojo dan ketua K.N.I.P. (parlemen republik sementara) menuju Bangka untuk menunggu kembali ke Jogja.

Senin, 4 Juli 1949

Dr. Leimena, Mohammed Natsir dan Dr. Halim, didampingi pengamat militer dari UNCI menuju ke Bukittinggi untuk melakukan pertemuan dengan Sjafruddin Prawiranegara Presiden PDRI.

Rabu, 6 Juli 1949

Delegasi Republik Maria Ulfah Santoso, Dr. Darmasetiawan, Prof. Supomo dan Mr. Sudjoni, sekretaris delegasi RI menuju Bangka menggunakan pesawat yang sama untuk menjemput Soekarno dan Hatta di Bangka.

Di Bandara Pangkalpinang, para pemimpin Republik Indonesia antara lain Soekarno, Hatta, Hadji Agus Salim, Moh Rum, Ali Sastroamidjojo, Assaat (ketua panitia kerja KNIP), AG. Pringgodigo (sekretaris negara), dan Suryadarma, sudah siap berangkat dari Bangka menuju Jogja.

Pesawat UNCI yang membawa para pemimpin Republik Indonesia mendarat di Bandara Maguwo jam 1 siang.

 

Penulis: 
Ali Usman Pamong Budaya
Sumber: 
DISPARBUDKEPORA KEP. BABEL
Tags: 
Pengasingan Bangka | Pengasingan Hatta | Pengasingan Pemimpin Republik | Pengasingan Sukarno

Artikel

https://www.goodnewsfromindonesia.id/2017/01/31/pariwisata-indonesia-yang-makin-memukau
DISPARBUDKEPORA KEP. BABEL
DISPARBUDKEPORA KEP. BABEL
DISPARBUDKEPORA KEP. BABEL
12/12/2021 | DISPARBUDKEPORA KEP. BABEL
12/12/2021 | DISPARBUDKEPORA KEP. BABEL
12/12/2021 | DISPARBUDKEPORA KEP. BABEL
12/12/2021 | DISPARBUDKEPORA KEP. BABEL